

Oleh Hasanuddin (Alumni Advance Training/LK-III tahun 1995 yang diselenggarakan Badan Koordinasi HMI Kalimantan)
Catatan ini dimaksudkan sebagai pengingat bagi yang sedang lupa, penyemangat bagi yang sedang kurang bersemangat, dan semoga menambah keimanan bagi orang-orang yang telah beriman kepada Allah, khususnya bagi segenap keluarga besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Kepada para pendiri HMI, para pejuang dijalan Allah, yang telah mendahului kita, tidak lupa terlebih dahulu kita mohonkan doa terbaik kepada Allah SWT semoga Rahmat Allah kepada mereka semua senantiasa menyertai.
Hari ini 5 Februari tahun 2025 genap 78 tahun usia Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang didirikan di Yogyakarta oleh Lapran Pane dkk-nya;
Banyak suka maupun duka telah dilalui para kadernya yang semuanya itu berkontribusi dalam membesarkan HMI.
Suka dan duka dilambangkan dengan warna Hijau-Hitam; dua warna kehidupan yang senantiasa menyertai diri setiap manusia; namun tidak banyak yang mensyukuri keduanya.
Allah memberikan suka, agar kita bersyukur dan memberikan duka agar kita bersabar; keduanya mesti kita terima dengan ikhlas sebagai anugerah Allah SWT. Di pergilirkan oleh Allah kedua keadaan itu sebagaimana Allah mempergilirkan siang dan malam.
Menerima keduanya dengan ikhlas, itulah kunci dalam meraih Ridha Allah SWT, sebagimana termaktub dalam frase akhir dari rumusan tujuan HMI; terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT
Imam Al-Junaid al-Baghdadi mengingatkan perihal tiga Ketrampilan dasar yang harus dikuasai untuk meraih Ridha Allah SWT.
Pertama; terampil makan dan minum; Beliau berkata bahwa orang yang terampil makan dan minum adalah mereka yang hanya makan dan minum dari makanan dan minuman yang halal. Tentu tidak boleh dari hasil korupsi, hasil menipu, hasil mencuri;
Kedua; terampil berbicara. Imam Al-Junaid al-Baghdadi mengatakan bahwa mereka yang terampil berbicara adalah mereka yang pembicaraannya menyenangkan Allah SWT. Sehebat apa pun seseorang itu berorasi, berpidato kalau isi orasinya, isi pidatonya tidak menyenangkan Allah, berarti orang itu belum terampil berbicara.
Pembicaraan yang menyenangkan Allah itu, misalnya mengajak kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, kedzaliman, dan yang terutama adalah mengajak kepada takwa.
Ketiga; terampil tidur. Untuk meraih Ridha Allah ketrampilan selanjutnya yang harus dikuasai adalah terampil tidur.
Dalam hal ini Imam Al-Junaid al-Baghdadi berkata; Ingat Allah sebelum tidur. “Sebelum tidur” artinya disaat sedang terjaga.
Dengan demikian dzikir atau mengingat Allah itu ketrampilan yang mesti dikuasai dalam segala keadaan, dimanapun kita berada.
Sebagaimana firman-Nya:
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
allażīna yażkurūnallāha qiyāmaw wa qu‘ūdaw wa ‘alā junūbihim wa yatafakkarūna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, subḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S Ali ‘Imran [3] : 191)
Ketrampilan berdzikir ini sangat penting untuk dikuasai karena ia merupakan “obat” bagi ketenangan hati. Di mana hati yang tenang (Muthmainnah) merupakan kunci yang mesti diraih untuk memperoleh keridhaan Allah (mardhatillah, ).
Bagi para kader HMI ketiga ketrampilan ini amat penting untuk dikuasai, dalam rangka menjawab berbagai tantangan kehidupan, dalam rangka memajukan bangsa dan negara, mewujudkan suatu masyarakat yang adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Dan karena itu, sudah seharusnya ketiga ketrampilan ini disampaikan kepada para generasi muda HMI terutama yang masih aktif berorganisasi.
Terutama karena kader-kader HMI yang masih aktif adalah kelahiran tahun 2000 an atau generasi Z, sehingga mereka pada umumnya belum menyadari arti penting dari ketiga ketrampilan diatas, yang bisa jadi disebabkan karena terlalu fokus mengejar hal-hal yang bersifat hedonis, pragmatis, sesaat, duniawi semata.
Dalam rangka refleksi 78 tahun HMI, kami merasa perlu mengingatkan bagi kita semua para alumni HMI, dan khususnya para kader yang masih aktif untuk memperhatikan tiga hal penting diatas.
Pesan ini juga telah kami sampaikan pada pelaksanaan Intermediate Training HMI Cab Bekasi beberapa waktu yang lalu.
Semoga Allah SWT senantiasa merahmati kita semua,
Allahumma shalli ala Muhammad; Allahumma shalli alaihi wasallim
Billahi Taufik Wal Hidayah